Dari Bondowoso ke Wonosoko: Kolaborasi Tiga Pilar Wujudkan Ketahanan Gizi Nasional

Bupati bondowoso KH. Abdul Hamid Wahid beserta Wabup, Dandim 0822, ketua DPRD, Sekda, Polres dan Owner SPPG saat berikan sambutan di acara Grand launching SPPG Desa Wonosuko Kecamatan Tamanan (foto dok: Yusi Ulas.co.id)
Bondowoso, Ulas.co.id – Upaya menghadirkan generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas terus dikuatkan lewat sinergi strategis antara pemerintah daerah, TNI, dan pelaku usaha lokal. Program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung Presiden Prabowo Subianto menemukan energi baru dari Bondowoso hingga Desa Wonosoko, Kecamatan Tamanan. Sabtu (23/8/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Bondowoso KH. Abdul Hamid Wahid, menegaskan bahwa keberhasilan program MBG membutuhkan keterlibatan seluruh elemen.
“Ini bukan sekadar program makan gratis, tapi gerakan kebangsaan yang harus dihidupi bersama. Kita ingin Bondowoso menjadi teladan bagaimana daerah mampu menopang strategi nasional lewat ketahanan pangan lokal,” ujar Bupati.
Ia juga menyoroti pentingnya keberadaan dapur komunitas berbasis desa, agar proses produksi dan distribusi pangan bergizi bisa dilakukan secara mandiri, terukur, dan berkelanjutan. Saat ini, Bondowoso sudah melibatkan lebih 3342 siswa dari 31 sekolah dari PAUD hingga SMA dalam gerakan makan sehat terintegrasi.
Indonesia Emas Dimulai dari Piring Anak Negeri
Dari pernyataan para pemimpin daerah, aparat keamanan, hingga pelaku usaha lokal, jelas bahwa keberhasilan program MBG bukan hanya target pemerintah, melainkan harapan kolektif bangsa.
“Mari kita jadikan dapur sebagai benteng pertama bangsa, dan gizi sebagai senjata untuk masa depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dandim 0822 Bondowoso, Ketahanan Gizi adalah Ketahanan Nasional.
Letkol Arh Achmad Yani, Komandan Kodim 0822 Bondowoso, menegaskan peran penting TNI dalam menjaga keberlangsungan program.
“Ketahanan gizi adalah bagian dari ketahanan nasional. Kami siap mengawal pelaksanaan MBG di lapangan agar tepat sasaran, aman, dan tidak disusupi kepentingan yang menyimpang,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan nama program MBG untuk menyesatkan.
“Pastikan semua informasi diverifikasi ke pemerintah atau TNI-Polri setempat. Kami tidak ingin semangat mulia ini dikotori oleh oknum tak bertanggung jawab,” tegas Dandim.

Di kesempatan yang sama, Owner SPPG Wonosoko, Aisyatul Fitriah menjelaskan, bahwa SPPG ini Bukan Sekadar Dapur, Tapi Gerakan Edukasi.
Dari Desa Wonosoko, Kecamatan Tamanan, hadir sebuah inovasi luar biasa: Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) yang didirikan oleh pelaku usaha lokal dengan semangat pengabdian. Pemilik SPPG menegaskan bahwa dapur ini bukan hanya tempat masak, tapi pusat perubahan pola pikir.
“Kami ingin SPPG menjadi ruang edukasi gizi, pelatihan kader kesehatan, hingga pembinaan keluarga dalam membentuk kebiasaan makan sehat. Anak-anak harus tumbuh dalam lingkungan yang peduli pada apa yang mereka konsumsi setiap hari,” ujarnya.
SPPG Wonosoko bahkan siap mendukung program MBG di luar wilayahnya dengan pendekatan gotong royong dan model kolaborasi lintas sektor. Mereka percaya bahwa keberhasilan program bukan terletak pada dana semata, tapi pada kesungguhan niat dan kekompakan semua pihak.

Dengan fondasi kolaborasi antara pemerintah, TNI, masyarakat, dan dunia usaha, Bondowoso dan Wonosoko telah memberi contoh bagaimana cita-cita besar bisa dimulai dari langkah kecil: satu piring bergizi untuk anak-anak Indonesia. (Yus)

