KWH Meter Milik Fasum Yang Dikelola Peguyuban PKL, LIRA dan Edellweis Angkat Bicara
KWH meter yang dipakek PKL Bondowoso (Dok Red: Ulas.co.id)
Bondowoso, Ulas.co.id – Lira dan Edellweis melakukan investigasi terhadap penggunaan kwh meter milik fasum yang dikelola oleh paguyuban pedagang kaki lima. Rabu (17/01/2024).
Menurutnya, permainan anak dan (PKL) depan at-taqwa ada tiga kwh meter milik DLH dan satu kwh meter milik pribadi di area fasum alun – alun Kironggo, para aktivis ini mempertanyakan penggunaan kwh meter. Karena menurutnya tidak ada masuk pendapatannya ke PAD.
“Padahal berdasarkan hasil investigasi yang ditemukan, perputaran anggaran yang begitu besar setiap bulannya. Ada kurang lebih 108 PKL sebelah timur dan 99 PKL depan At-taqwa ditambah puluhan wahana permainan anak,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, setoran per-usaha di area fasum tersebut setiap malam dan pagi berkisar 10-15 ribu.
“PKL depan lapas saja setiap bulannya bisa kita duga ada anggaran Rp.13.500.000, dikurangi token misalkan Rp. 3.500.000 perbulan. Maka akan tersisa 10 juta perbulan, ketika kami kroscek anggaran dari hasil kwh meter itu tidak masuk PAD, sekarang kemana anggaran hasil kwh meter itu, oknum pelaku usaha ataukah oknum dinas terkait yang menerima manfaat itu masih dalam investigasi kami,” ungkapnya.
Disatu sisi, menurut temuan Murti Jasmani, bahwa parkir juga ada dugaan penyalahgunaan fungsi sebagai penyedia jasa parkir.
“Harapan kami bahwa pemanfaatan fasum jangan sampai disalahgunakan untuk keuntungan pribadi ataupun kelompok,” tandasnya.
Sebagai pemerhati lingkungan, saudari Murti akan hearing kepada Pemerintah Daerah untuk mempertanyakan itu termasuk kwh meter milik pribadi bisa pasang di fasum tersebut. (Red)