Selametan Mata Air Tradisional Tahunan “Nyontheng Kolbuk” Potong Kambing

Camat Sumber Wringin Bondowoso dan Kepala Desa Sumber Wringin saat diwawancarai beberapa media usai dicanangkan desanya sebagai Desa Budaya 2025 bertempat di lokasi Wisata Teduh Glamping Desa setempat (foto dok: Yusi Ulas.co.id)
Bondowoso, Ulas.co.id – Selametan mata air “Nyontheng Kolbuk” adalah tradisional tahunan dan potong kambing terus dilanjutkan dengan penanaman kepala kambing.
Kepala Desa Sumber Wringin Dedy Hendriyanto menjelaskan, tradisional potong kambing ini dilakukan setiap tahun dan kepala kambingnya di tananam.
“Sedangkan dagingnya itu dimasak oleh laki-laki dan memang dilarang untuk perempuan. Itu dipercayai kalau perempuan, ceritanya itu bisa tidak enak, sesungguhnya adalah perempuan ikut memasak daging kambing tersebut sehingga petani khususnya Desa Sumber Wringin ini mengalami kesulitan sering terjadi bentrok untuk merebut air yang kecil,” ungkapnya. Rabu (23/7/2025) bertempat di Wisata Teduh Glamping Desa Setempat.
Hendri juga mengatakan, bahwa banyak acaranya konsistensi setiap tanggal tertentu atau kelompok dan dilakukan satu tahun satu kali.
” Tapi kalau seandainya ini dilaksanakan informasinya airnya ini malah satu musim kemarau malah tetap mengalir, jadi tidak pernah mengalami penurunan volume, itu memang mulai dari nenek muyang,” katanya.
Disana juga adalah salah satu tokoh masyarakat yang disegani makamnya, “Ji Songot”.
Sementara itu, Camat Sumber Wringin Probo Nugroho mengatakan, ini harus tetap bertahan tidak hanya sekedar seremonial Kecamatan akan mengawal terus segala proses sampai setelahnya untuk kita lestarikan bersama.
Karena, kata Camat Probo. Di Kecamatan Sumber Wringin sudah ada dua Desa Budaya salah satunya yang terakhir ini Desa Sumber Wringin.
“Mari kita menjaga semua pelestarian budaya yang ada di kecamatan Sumber Wringin, contoh dalam hal penyelenggaraan Dana Desa. Pihak Kecamatan ini melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan ini kan merupakan salah satu kegiatan yang menyentuh masyarakat secara langsung,” tegasnya.
Pastinya, lanjut Probo Nugroho, pihaknya akan mengawal Desa menjadi lebih baik, selanjutnya kita nanti kedepannya ada event dalam waktu dekat, tanggal 10 Agustus ini ada Bumi Raung Traileran.
“Kita akan mencoba mengeksplor keindahan lereng sejauh 16 KM, tapi juga kita ada dua jalur. Pertama itu 16 KM yang itu memang harusnya cepat larinya, akan tetapi untuk yang teman-teman pemula itu ada jalur sekitar 5 kilo untuk menikmati keindahan lereng gunung raung,” pungkasnya. (Yus)

