Gugah Nurani DPRD: Mahasiswa Bondowoso Tuntut Transparansi, Lawan Boros Anggaran, dan Bela Rakyat

Ketua DPRD Bondowoso saat di konfermasi dan para aksi unras saat sampaikan aspirasi nya hingga bakar nan di halaman DPRD (foto.dok: Yusi Ulas.co.id)
Bondowoso, Ulas.co.id – Ditengah teriknya matahari tak menyurutkan semangat ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi pergerakan di Bondowoso. Gabungan kekuatan dari PMII, HMI, dan aliansi BEM se-Bondowoso menggetarkan gerbang DPRD Kabupaten Bondowoso, menyuarakan satu kata kunci: keadilan anggaran dan keberpihakan kepada rakyat. Minggu (31/8/2025).
Sekitar pukul 14.40 WIB, massa memadati ruas jalan utama penghubung Bondowoso–Situbondo. Jalan sempat diblokade sebagai simbol matinya akses rakyat terhadap informasi dan keadilan anggaran. Ketegangan terjadi saat gerbang DPRD masih terkunci rapat, dijaga ketat oleh aparat Polres. Saling dorong tak terelakkan bukan sekadar dorongan fisik, melainkan dorongan moral agar suara rakyat tidak dibungkam.
Seru Korlap Aksi Unras Deky Syaputra, koordinator lapangan, dengan lantang menyuarakan keresahan rakyat. Ia menyoroti kurangnya keterbukaan DPRD Bondowoso terkait penggunaan anggaran publik.
“Kami tidak melihat transparansi di kanal-kanal resmi DPRD. Kemana uang rakyat digunakan harus dijelaskan ke publik,” tegasnya.
Tunjangan Pejabat Disorot: “Cukup Sudah Pemborosan Negara!”
Mahasiswa menyoroti anggaran tunjangan pejabat yang dinilai tidak relevan dan cenderung boros. Sorotan tajam juga diarahkan ke rapat-rapat DPRD yang dilakukan di luar daerah, termasuk di Jakarta, yang dianggap justru menyedot dana besar tanpa manfaat langsung ke rakyat.
Tuntutan Nasional: Dukung RUU Perampasan Aset Koruptor
Aliansi mahasiswa juga mendesak DPRD Bondowoso mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset Koruptor — sebagai bagian dari komitmen melawan korupsi yang menggerogoti keadilan sosial.
“Kami ingin DPRD menjadi bagian dari solusi nasional, bukan hanya penonton,” ungkap Deky.
Dalam Aksi tersebut, PDAM Bondowoso juga dipertanyakan: Ke Mana PAD-nya?
Sorotan juga diberikan kepada kinerja PDAM Bondowoso. Mahasiswa meminta DPRD mengevaluasi kontribusi nyata PDAM terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mereka menilai potensi lokal belum dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Ketua DPRD Angkat Suara: “Kami Terima dan Kawal Tuntutan Ini!”
Di hadapan massa aksi, Ketua DPRD Bondowoso, Ahmad Dhafir, menyatakan sepakat dengan seluruh tuntutan yang diajukan mahasiswa. Ia berjanji akan menindaklanjuti semua aspirasi hingga ke pemerintah pusat.
“Kami akan kawal. Ini bukan hanya tuntutan mahasiswa, tapi jeritan hati rakyat Bondowoso,” Tandasnya.
Para Aksi Unras dilanjutkan ke Mako Polres Bondowoso.

