Pemkab Bondowoso Intensif Tangani Penyebaran TBC, Target Bebas 2029

Bupati bondowoso dan Wabup, Sekda serta kepala OPD bersama BPK saat rakor (foto dok: Yusi Ulas.co.id)

Bondowoso, Ulas.co.id – Tren penyebaran penderita tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Bondowoso terus menjadi atensi dengan melakukan sejumlah langkah penanganan. Kamis (25/9/2025) bertempat di pendopo Bupati setempat.

Bupati bersama sejumlah pihak melakukan exit meeting dengan Badan Pengawas Keuangan untuk bisa mengkoordinasikan seluruh stakeholder di kabupaten untuk penanggulangan TBC tersebut.

Dalam sebuah exit meeting strategis bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang digelar di Pendopo Bupati pada Kamis (25/9/2025), Abd. Hamid Wahid menegaskan bahwa seluruh stakeholder di Bondowoso harus bergerak bersama, bukan hanya untuk merespons, tapi mengakhiri siklus penularan TBC.

“Penanganan TBC bukan hanya tugas tenaga medis. Ini tanggung jawab bersama. Dari pemerintah daerah, rumah sakit, hingga masyarakat. Kita harus bergerak dalam satu barisan,” ujar Bupati Hamid Wahid di hadapan peserta pertemuan.

Sementara itu, disampaikan dr. Yus Priyatna, direktur RSUD dr Koesnadi Bondowoso, penanggulangan secara teknis antara sistem informasi manajemen rumah sakit dengan sistem informasi tuberkulosis (SITB) pihak Kemenkes untuk rekam medik elektronik.

“Rekomendasi BPK diantaranya kita akan siapkan ruang rawat inap khusus,” ujarnya.

Penyediaan ruangan khusus tersebut kata Yus Priyatna, agar pasien-pasien tuberkulosis tidak menularkan kepada pasien lainnya jika berada dalam satu ruangan, serta diimbau untuk menggunakan masker untuk keluarga pasien.

“Perlu penggunaan masker juga penunggu pasien, karena kadang-kadang masyarakat tidak memahami pentingnya penggunaan masker di rumah sakit,” tuturnya.

Untuk pengobatan sendiri, pasien tuberkulosis memang cukup lama yakni minimal 6 bulan secara rutin melakukan pengobatan baik ke rumah sakit maupun di puskesmas terdekat.

“Semua yang tercatat di SITB diobati, dengan tercantum alamat dan nomor telpon untuk dihubungi,” tandasnya

Lalu untuk tren peningkatan penderita tuberkulosis menurut Yus Priyatna, semakin meningkat penemuan penderita oleh pihaknya maka itu semakin baik karena akan semakin banyak yang bisa terobati dan disembuhkan.

“Karena inginnya kita diobati semua sehingga mengurangi jumlah yang sakit, di tahun 2029 targetnya bebas dari TBC,” pungkasnya. (Yus)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *